TAKHRIJ HADIS TENTANG MENG-ADZAN-KAN BAYI
Keywords:
Sanad, Mukharrij, AdzanAbstract
Abstrak
Penelitian ini bertolak dari perbedaan penilaian terhadap kualitas hadis yang menjadi dasar praktik adzan untuk bayi yang baru lahir, sehingga berakibat pada munculnya ragam pendapat terhadap praktik tersebut. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas hadis yang menjadi sumber khilafiyah tersebut.
Faktanya ditemukan empat orang mukharrij yang meriwayatkan hadis ini dengan sanad-nya masing-masing, tetapi semuanya bersumber dari jalur riwayat tunggal sejak Sofyan al-Tsauri. Maksudnya, sejak generasi sahabat sampai ke generasi Sofyan hadis ini hanya disampaikan oleh satu orang perawi dalam setiap generasi (hadis ahad), sesudahnya barulah melibatkan empat rangkaian sanad yang terpisah. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa perawi berstatus majruhiin, yaitu: ‘Ashim bin ‘Ubaidillah dalam sanad primer, kemudian dalam sanad skunder (lanjutan) ada Waki’ dalam jalur Ahmad, Yahya bin Sa’id dalam jalur Abu Daud, Muhammad bin Basyar dalam jalur Al-Tirmidzi, dan ‘Ubaidillah bin Musa dalam jalur Al-Hakim. Tegasnya, pada setiap jalur informasi yang digunakan oleh masing-masing mukharrij ditemukan dua orang yang tidak memenuhi kriteria ‘adl dan/ dhabth. Selain materi informasi yang janggal karena “menyendiri”, juga ditemukan perbedaan redaksi matan hadis yang dapat memunculkan perbedaan makna yang signifikan, sehingga berakibat pada rendahnya kualitas makna hadis tersebut.